Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara ambruk dan terlempar ke level psikologis US$ 140. Kejatuhan harga terjadi akibat lesunya permintaan China dan India sebagai dua negara konsumen batu bara terbesar dunia dan ambruknya harga minyak ke level terendah dalam 5 bulan.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 143,75 per ton atau ambles 6,11% pada perdagangan Selasa (12/12/2023). Penurunan ini merupakan koreksi terbesar sejak 25 Mei 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir.
Harga batu bara mengalami penurunan lebih lanjut pada pekan ini di tengah melimpahnya pasokan dan lemahnya permintaan dari China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia.
“Pada dasarnya, hal ini tidak terlalu bagus,” kata seorang analis batubara dari sebuah perusahaan perdagangan Eropa yang dikutip dari Montel News. “Kami memiliki kinerja yang cukup baik selama cuaca dingin, namun permintaan telah menurun dalam beberapa hari terakhir,” lanjutnya.
China terpantau memiliki pasokan yang cukup besar. Semakin tingginya pasokan, memungkinkan China untuk membatasi tingkat impornya. Selain pasokan yang tinggi, permintaan China diperkirakan masih akan lesu pada beberapa pekan ini.
Tiongkok diperkirakan akan mengimpor 24,82 juta ton batu bara termal pada Desember, turun dari 29,38 juta dibanding November (month to month/mtm). Di sisi lain, impor China masih meningkat dibanding Desember 2022 (year on year/yoy) sebesar 23,91 juta ton.
Demikian pula dengan India, S&P Global Commodity Insights memperkirakan pengguna sumber energi kotor terbesar ke-2 ini akan menahan permintaan karena persediaan yang sehat.
India diperkirakan mengimpor 14,54 juta ton batubara termal pada Desember, turun dari 17,42 juta dibanding November dan 18,87 juta pada bulan Oktober.
Tiongkok dan India lebih menyukai batubara berenergi rendah yang berasal dari Indonesia sebagai eksportir batubara termal terbesar di dunia dan juga mendiversifikasi batu bara kualitas tinggi dari negara pengirim terbesar kedua, Australia.
Selain itu, penurunan harga minyak mentah diperkirakan juga akan membebani permintaan batubara termal. Berbagai sentimen negatif ini disinyalir menjadi faktor harga batu bara mengalami penurunan signifikan. Harga minyak Brent berada di level terendah sejak 28 Juni 2023 atau 5 bulan terakhir.
Harga minyak Brent berada di harga US$ 73,09 dan minyak WTI berada di harga US$ 68,45 per barel pada perdagangan kemarin pukul 01.15 dini hari. https://horeoraduwe.com/